Tuesday, November 27, 2012

SIKAP

PENGERTIAN SIKAP



Sikap dapat didefinisikan sebagai posisi yang di ambil dan dihayati seseorang terhadap benda,masalh atau lembaga. 

MENURUT PARA AHLI : 

Menurut weber, sikap adalah sebuah reaksi evaluatif (suatu penilaian mengenai kesukaan dan ketidaksukaan seseorang) terhadap orang,peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya

La Pierre mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,tendensi atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk menyesuaikan dengansituasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli sosialyang telah terkondisikan. 

Charles Osgood menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mana dapat memihak (favorable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada suatu obyek tertentu. 



PROSES TERJADINYA SIKAP 

Bagaimana proses terjadinya sikap? Mengenai proses terjadinya menurut Sarwono,S.(1999) sebagian besar pakar berpendapat bahwa sikap dapat saja sikap dapat timbul tanpa da pengalaman sebelumnya. Misalnya, orang yang sejak bayi tidak suka sayur. Untuk membedakan sikap dari sifat marilah kita lihat perbedaan yang di buat oleh ajzen (termuat dalam Sarwono,S 1997) berikut ini.

Sikap (attitude)
Sifat ( traid )
Laten
Tidak tampak dari luar
Mengarahkan perilaku
Mengarahkan perilaku
Ada unsure penilaian terhadap objek sikap
Tidak selalu menilai, cenderung konsisten pada berbagai situasi, tidak tergantung penilaian sesaat.
Lebih bias berubah/menyesuaikan
Menolak perubahan


Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga jenois pendekatan dalam memahami pembentukan sikap manusia, yaitu (1) pendekatan belajar, (2) pendekatan consistency cognitive, (3) pendekatan motivational, yang akan di uraikan secara rinci berikut ini.

1. Pendekatan belajar (learning approaches)
Sikap biasanya terbentuk lewat proses pembelajaran, suatu proses dimana pengalaman dan praktek menghasilkan perilaku yang relative sama atau tetap. Proses pembelajaran ini secara umum di identifikasikan dalam pembentukan sikap melalui :
a. Asosiasi
Asosiasi mengacu pada proses menghubungkan pengalaman-pengalaman yang amat dekat dari segi waktu, ruang atau keadaan. Dua bentuk pembentukan sikap melalui asosiasi adalah classical conditioning dan more exposure.
b. Peneguhan(reinforcement)
Sikap bisa di pelajari dari pengalaman pribadi karena ada konsekuensi tertentu yang bisa di ambil dari sana. Misalnya, kita tahu bahwa setiap saat mengikuti mata kuliah psikologi, kita amat menikmatinya sehingga bisa memperoleh nilai tinggi terus menerus. Dari situ ada semacam peneguhan dalam mengembangkan sikap positif terhadap psikologi

2. Pendekatan Konsistensi Kognitif ( Cognitive Consistency )

Sebagaimana dijelaskan sarwono,s (1991) teori-teori konsistensi kognitif berpangkal pada sebuah proposisi umum,yaitu bahwa kognisi (pengetahuan,kesadaran) tidak sesuai dengan kognisi-kognisi lain menimbulkan keadaan psikologik yang tidak menyenangkan.dan keadaan ini mendorong orang untuk bertingkah laku agar tercapai konsistensi antar kognisi-kognisi tsb, hal mana yang akan menimbulkan rasa senang. Keadaan inkonsisten, misalnya terjadi apabila kita melihat seorang mentri sedang makan di warung tenda pinggir jalan. Menteri dan warung tenda adalah dua kognisi yang tidak salaing berkaitan, bahkan mungkin saling berlawanan. Dengan demikian apabila kedua kognisi ini muncul sekaligus, timbul perasaan inkonsisten dalam diri kita, yang menyebabkan kita perlu melalakukan sesuatu agar timbul konsistensi yang menenangkan dalam diri kita. Misalnya, melihar orang tersebut sekali lagi untuk meyakionkan bahwa org itu bukan menteri (tetapi mirip dengan menteri) atau mengubah struktur kognitifdengan menyatakan kepada diri sendiri bahwa mentri adalah manusia kebanyakan yg sesekali juga ingin makan di warung pinggir jalan.


3. Pendekatan Motivasional

Menurut weber, pendekatan motivasional(disebut juga pendekatan intensif) mengasumsikan bahwa individu menilai untung rugi dalam membuat respons tertentu, termasuk memelihara dan mengespresikan sikap tertentu, termasuk memeliharadan mengekspresikan sikap tertentu.




KETERKAITAN SIKAP DAN PERILAKU 

A. KESESUAIAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU

Menurut Triandis(1982), ketidaksesuaian antara perilku dan sikap disebabkan karena 40faktor (selain sikap) yang terpisah-pisahyang mempengaruhi perilaku. Temuan ini tidaklah baru karena adanya ketidaksesuaiian antara sikap dan perilaku sudah diketahui para pakar sejak lama. 
Beberapa kasus dalam kejadian sehari-hari juga menunjukan bahwa sikap bukan lah hal yang selalu di ekspresikan. Misalnya, apabila anda memiliki sikap untuk cenderung memilih es cream rasa oklat, tidak selalu dalam setiap kesempatan anda memilih s cream coklat. Anda akan memesan jika hanya sahabat anda setuju dengan pilihan itu. Akan tetapi, bila teman anda tidak suka dengan es.cream rasa coklat, di saat itu anda tidak akan memilih es rasa itu.

B. SIKAP DAPAT SESUAI DENGAN PERILAKU
Para peneliti telah menemukan bahwa dugaan sikap akan tergantung dari cara sikap itu di bentuk,di ukur, dan di alami. Berikut uraiannya : 
1. Perilaku yang spesifik
Semakin spesifik atau khusus satu sikapterhadap perilaku maka akan semakin baik dalam memperkirakan perilaku yang terkait.
2. Potensi sikap
Semakin kuat satu sikap dalam pemikiran seseorang maka makin besar pengaruhnya terhadap perilaku. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sikap yang di bentuk melalui pengalaman pribadi akan semakin kuat daripada sikap yang dibentuk berdasarkan informasi kedua atau sumber yang tidak langsung.
3. Penonjolan sikap
Berkaitan dengan potensi sikap adalah adanya kualitas penonjolan sikap. Sikap akan semakin terlihat ataumenonjol jika lebih disadari kehadirannya dalam sikap kita. Penonjolan sikap biasanya akan cenderung untuk di ingat dan di respons.

C. PERILAKU DAPAT MEMPENGARUHI SIKAP
Secara spesifik, sepertinya orang tidak hanya bisa menggunakan sikap sebagai dasar perilaku, kita juga bisa membentuk sikap berdasarkan perilaku kita. Menurut Srwono karena pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui pengalaman sendiri maka para pakar berusaha mengetahui sampai seberapa jauh perilaku dapat mempengaruhi terbentuknya sikap. Sebagaimana sikap dapat
berpengaruhnpada perilaku, sebaliknya perilaku pun juga dapat membentuk sikap karena perilaku adalah pengalaman yang paling langsung pada diri seseorang.

No comments:

Post a Comment